Gendut Donny Berharap Kongres PSSI Jadi Momen Kebangkitan Sepakbola Indonesia

By Abdi Satria


nusakini,com-Jakarta--Prestasi sepak bola nasional yang stagnan memunculkan sejumlah keprihatinan masyarakat. Gendut Donny, mantan pemain nasional yang kini menekuni kepelatihan berharap pemilihan anggota Komite Eksekutif PSSI --melalui Kongres yang digelar 2 November mendatang di Jakarta- bisa menjadi titik balik untuk membangkitkan prestasi tim nasional Indonesia. 

Gendut yang pernah menjadi top scorer di Piala AFF 2000 di Bangkok, berharap PSSI bisa memberikan kesempatan kepada para pelatih muda lokal. Apalagi Gendut dan rekan-rekannya sudah mengikuti sejumlah kursus yang menjadi persyaratan untuk memiliki lisensi kepelatihan.

 “Ada banyak klub Liga 1 bahkan Liga 2 yang hingga kini masih mempergunakan jasa pelatih asing meski lisensinya masih dipertanyakan,” ujar Gendut, yang Rabu (9/10) siang berkesempatan bertemu dengan rekan-rekan lamanya dari kalangan wartawan peliput sepak bola nasional, di Bakso Lapangan Tembak Senayan, Jakpus. 

Gendut Doni mencontohkan ada pelatih asal Brasil yang sempat terheran-heran dengan modul kepelatihan dalam kursus pelatih yang Gendut dan rekan-rekannya pelajari selama ini.

“Dia mengaku tak pernah mendapatkan modul kepelatihan yang sudah standar di AFC itu. Saya jadi berpikir, bagaimana dia bisa memiliki lisensi kepelatihan kalau modul standar itu tak pernah dipelajarinya,” kata Gendut dalam percakapan intimnya dengan Ary Julianta Tridjaka dan Steven Setiabudi Musa. 

Ary Julianta Tridjaka termasuk salah satu bakal calon (balon) anggota Exco PSSI 2019-2024, sementara Steven Setiabudi Musa yang lama menekuni profesi wartawan olahraga, sudah menjadi politisi dan sejak 2014 menjadi anggota DPRD DKI Jakarta.

Gendut Doni kemudian menceritakan pengalaman lain dari rekan-rekannya sesama pelatih muda. Ia, antara lain, menyebut masih adanya campur tangan pengurus atau anggota Komite Eksekutif PSSI di timnas.

“Saya tak usah sebutkan Namanya, tapi orang ini bisa mempengaruhi rekan saya, dulu di timnas senior, yang sempat melatih timnas di Piala AFF lalu. Pengurus ini bahkan ikut menentukan siapa pemain yang sebaiknya turun atau tidak,” kata Gendut.

 Bagi pelatih, campur tangan teknis tersebut tentu sangat mengganggu. “Masing-masing pelatih pasti punya idealism sendiri dan argumennya saat menentukan pemain. Sebaiknya soal teknis jangan sampai dicampuri pengurus yang nota bene tak berpengalaman main di lapangan,” ujar Gendut. 

Ke depan, ia berharap agar independensi pelatih di timnas, atau bahkan di klub jangan selalu dicampuri oleh pengurus. “Anehnya kalau pelatih asing seperti Luis Milla, tak ada pengurus yang berani turut campur,” papar mantan pemain, Persija, Persijatim, Persebaya dan Persikota itu. 

Harapan terbesar Gendut Doni menjelang Kongres Pemilihan Exco PSSI, agar para pemilik suara (voters) mampu memilih figur yang benar-benar memahami sepak bola. Bukan orang-orang baru yang sejatinya tak paham dinamika sepak bola, terutama di PSSI.(r/ab)